Mari Mampir!

Selamat datang di blog saya. Selamat menikmati menu beragam yang akan mengisi dahaga mu akan ilmu dan rasa lapar mu akan cerita tentang hidup. Jangan dulu meninggalkan meja makan ku sebelum kamu kenyang dan siap melangkah lagi. Salam kebajikan.
Breaking News
recent

Mimpi: Poto yang berserakan


Kolam ikan ini tampak begitu besar dari biasa nya. Apa badan ku semakin mengecil? Tak terlalu paham dengan hal-hal memusingkan seperti itu. Padahal aku sudah banyak makan. Aku berjalan di sepanjang lorong sempit untuk bisa sampai ke kamar mungil ku yang terletak di ujung bagian rumah ini.

Seseorang sedang berjongkok di lorong pintu kamar ku. Ku lihat dia sedang memunguti poto-poto yang berserakan di lantai kamar ku. Ku diam saja. Aku tau siapa dia. Aku cukup membenci nya. Ku lipat tangan ku dan diam cemberut.

Tampak nya dia menyadari kehadiran ku. Dia menoleh. Aku cukup tersentak. Seharusnya tidak seperti itu. Tetapi matanya. Selalu indah kapan pun aku menatapnya. Senyum nya terlalu manis, kapan pun aku bisa menyaksikannya.

"koq berantakan poto nya?"

Aku diam. Kenapa aku diam? Aku tampak bodoh. Tapi aku tersenyum. Aku mengalah. Dia benar-benar membuat ku terpesona. Aku rindu. Aku senang bertemu dengannya.  Ingin sekali ku peluk dia tapi.....

"Tung, ayo kita berangkat."

Kenapa ada seorang kawan dari jaman kuliah muncul Namanya Aam Amaliah. Tinggi. Kurus. Tersenyum dengan puas nya.

Dia memberikan aku sepotong sayap ayam goreng.

"Nih. Aku kasih buat kamu nanti makan."

Dan aku menyimpannya di kotak makan ku. Di sana sudah tertata rapi. Ada nasi. Keripik tempe. Tahu. Tanpa sayur. Lalu dia pun memberikan sepotong sayap ayam ke pada "sang pesona".

"Eh, maaf, gak jadi. Ternyata ayam nya habis. Ayo kita berangkat. Dosennya nanti marah-marah kalau kita telat."

Dengan bergegas aku memakai sepatu.

Aam ada di depan kami. Aku merasa senang karena dia, sang pesona, menatap ku. Dia tampak rindu. Senang bertemu dengan ku. Aku pun begitu. Kami tampak bahagia. Dia melihat memperhatikan kulit tangan ku yang warna nya semakin tak karuan. Dia membandingkannya dengan miliknya. Ku perhatikan warna nya pun tak seputih dulu. Tampak kusam. Apa dia baik-baik saja?

Tiba di sebuah ruangan putih. Terlalu silau. Aku tampaknya mendengar suara yang sangat ku kenal. Suara ayah ku. Tapi aku tak bisa menemukan dimana beliau berada. Beliau terdengar sedang berbincang-bincang dengan kenalannya.

"Terima kasih banyak, Pak. Maaf telat." suara kenalnnya

"Iya. Gak apa-apa. Kemarin kan Lebaran, jadi sedikit telat gak terlalu masalah."

Hingga ku cari. Mata ku terbuka pada dunia. Ku intip sedikit melalui korden jendela ku, memang ayah ku sedang berbincang-bincang dengan pedagang ayam goreng yang menitipkan roda dagangannya di sekitar rumah ku. Itu semua tadi mimpi. Tampak nya aku merindukannya lagi. Masyaallah....

No comments:

Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.

Powered by Blogger.