Kemarin aku baik-baik saja
Jl. Hati No. 1
Kepada YTC cinta lama,
Hari ini aku menderita, cukup terpuruk, ketika kau menyapa dalam proses kesembuhan ku menghapus mu. Belum bisa ku cerna bongkahan nutrisi ceria dari sahabat dan keluarga. Maaf, pencernaan ku selalu bermasalah. Karena luka itu ku telan bulat-bulat. Belum sempat aku kunyah dengan halus. Maaf. Aku kurang pula meminum air pemahaman akan cinta yang telah lalu. Aku masih sakit, mungkin. Aku tak menyadari nya. Hanya merasakannya, selintas.
Bahkan kemarin aku baik-baik saja.
Kau seperti seorang perawat amatiran yang bisa membuka kembali perban luka ku dengan mudah nya. Tanpa suntikan bius. Tanpa antiseptik. Tanpa obat-obatan.
Sekarang sedang ku nikmati alunan lagu Jazz ala Michael Buble. Seperti disayat-sayat, ku jejal kan "Always on my mind."
"Maybe I didn't treat you quite as good as I should have
Maybe I didn't love you quite as often as I could have
Little things I should have said and done
I just never took the time
But you were always on my mind
Maybe I didn't hold you all those lonely
And I guess I never told you I'm so happy that you're mine
If I made you feel second best Girl, I'm sorry I was blind
You were always on my mind
Tell me that your sweet love hasn't died
Give me one more chance to keep you satisfied"
Aku sadar tak ada kesempatan lagi. Gila, bukan kata yang tepat lagi untuk menempatkan ku. Keadaan ku. Tapi sakit! Perlu ada dokter yang siap melaksanakan operasi besar karena jika dibiarkan Kanker ini akan merambat, lambat laun, ke seluruh pelosok, daerahdaerah tertinggal di raga ku. Kau menjadi virus, bakteri, atau penyakit yang tak bisa ditemukan penangkal nya. Mudah-mudah belum, bukan tidak bisa. Mudah-mudah seperti itu.
Mari, kita, maaf, saya telaah kembali masalahnya.
Aku cinta kau dari dulu tapi tak mampu melumatkan kasih sejak aku memutuskan tidak. Karena aku tidak mampu. Setidaknya itu yang ada di benak ku. Aku tak mampu memberikan nafkah, materi. Bahan cinta realistis di dunia. Belum memiliki saat keputusan sedang kau butuh kan. Karena aku belum mampu. Tapi kau masih satu di kalbu. Kau perlu tahu itu. Kau satu. Setelah koma dan tanda nol di belakang nya.
Tapi sekarang kemampuan ku bukan lah hal yang membuahkan hasil pada akhirnya. Kau tak tahan dengan ketidakmampuanku. Kau bercinta dengan dia. Yang tak sudi kau beri. Tak rela kau bagi. Tapi kau menyerah dan tunduk di hadapannya. Kau lemah. Tidak. Aku rasa aku yang lemah. Kau hanya seorang perempuan. Tidak lemah. Hanya saja seorang perempuan.
Ya, Kau seorang perempuan.
Mungkin kau tak pernah membayang hidup bahagia bersama ku. Tapi aku sudah. Aku telah. Aku pernah tiba pada mimpi itu. Aku tersenyum di sudut kamar. Aku bersama mu. Aku melihat senyum dan tangis mu. Aku bahagia bersama dunia yang membesarkan ku untuk mencari arti tawa. Bersama mu aku mungkin bahagia. Aku hanya ingin bahagia.
Ya, hanya ingin bahagia.
Apakah aku sekarang hampa?
Aku rasa sudah lama....
Beruntung hidup ku tidak terlalu bahagia sehingga semua hal ini hanya sedikit serpihan batu kerikil yang penguasa lemparkan pada ku. Tak paham dengan niat Nya atau tidak, tapi aku rasa aku bisa menghadapi nya. Dengan waktu, aku pasti bisa.
Ya, bersama waktu aku bisa. Berapa lama?
Wallahualam...
Cinta, aku mengeluh karena luka telah terbuka. Sedikit tak sanggup menahan perih nya tapi aku berjanji bisa.
Ya, aku bisa.
Tapi tolong, beritakan pada kekasih mu nanti bahwa kau telah mencintai ku sebelumnya. Kau rela mati untuk ku sebelumnya. Kau terlalu cinta pada ku sebelum nya. Karena rasa ku tak bisa meleleh dengan mudah. Sehingga mungkin suatu hari kita akan bersama. Sehingga kekasih mu akan takut berduka dan terluka.
Jangan panggil aku gila karena aku sadar terluka.
Ingatkan pada kekasih mu nanti bahwa aku masih hidup untuk mencari bahagia. Tak tahu, mungkin, itu dari kita. Hanya saja ingatkan pada dia bahwa jangan takut dengan dewa, pujangga, dan patung-patung sakti di atas pura karena aku bukan mereka. Aku pun tak akan mengedipkan mata pada mu karena aku bukan penggoda. Aku hanya pecinta.
Yang mencinta.
Kau sudah tahu surat ku semua. Yang telah ku kirim cepat dengan kilat.
Kini ku ingin kau bahagia bersama kekasih mu. Tolong sampai kan semua pesan ku. Aku ingin dia waspada.
Ya, berhati-hati lah.
Ya, aku tidak akan berusaha gila, karena aku sadar terluka.
Semoga berbahagia
semoga berbahagia
semoga berbahagia....
No comments:
Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.