Harapan Pagi Hari
Melegang di atas pasir putih dengan deru ombak dan angin kencang, aku melihat mu berlari ke arah karang yang cukup tinggi dan curam, hendak meloncat ke laut lepas. Entah apa yang kau pikirkan?
Pribadi mu yang sungguh masih misteri dan tak mudah ku tebak. Selalu, aku merasa salah langkah untuk dapat menggambarkan gejolak hati ku. Sebuah keinginan untuk dapat membuat mu tahu bahwa aku sungguh-sungguh menginginkan mu. Tetapi tampaknya aku selalu merasa keliru dan tak perlu untuk mengadu pada mu. Karena kau selalu tampak menjauh dan tiba-tiba mengejutkan ku dengan hadir di belakang ku. Memeluk ku dan mengucap rindu. Lalu kau berlari jauh hingga matahari terbenam untuk beberapa hari ke depan.
Lalu, satu atau dua kali aku pernah memberanikan diri mengungkap rindu pada mu. Kau hanya tersenyum. Apakah sebenarnya yang kita rasakan sama besar? atau rasa ku terlalu berlebihan dan tak mengimbangi mu?
Sungguh tak pelik aku menunggu mu. Karena Engkau, kekasih ku, telah memberikan kembali harapan untuk bahagia ku. Di akhir musim kemarin yang dingin meskipun tanpa salju, tetapi hangat bagai awal musim semi sebelum lapisan ozon di luar sana mengkerut menjadi lubang-lubang tak tentu.
Sering, aku selalu merasa bahwa engkau masih selalu ragu dengan apa yang sedang kita perjuangkan dari desember lalu. Tetua mu. Masa lalu. Ingin mu. Mil-mil antara mu. Aku tahu...
Aku bertahan. Aku siap. Bahkan aku berani bertaruh dengan nasib ku untuk mu. Karena tangan ku masih dipenuhi oleh bercak-bercak masa lalu sehingga aku ingin membasuh nya bersama mu.
Mari, kita berjuang. Mencoba dulu apa yang kita mampu. Karena aku sungguh berharap pada mu.
Harapan Pagi Hari: 26 Maret 2009 at 07.28 a.m
No comments:
Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.