De
Setiap pagi menjelang, di antara
kokokan ayam yang nyaring di kebun belakang kamar ku, aku selalu menyisipkan do’a
agar kau akan, akhirnya, percaya pada ku. Bahwa aku berusaha untuk menyimpan
hati ku untuk mu. Seperti mengurungnya dalam sebuah kotak kokoh, aku tak akan
membiarkan satu mata pun bisa melirik dan mengambil alih kuncinya. Karena kunci
itu telah aku percayakan kepada mu. Meskipun pada akhirnya aku tak tahu apakah
kau akan melemparkan kunci itu ke selokan yang dangkal dan bau, atau melemparnya
jauh ke dalam danau yang dalam dan luas, atau malah akan menyimpannya lalu
membukakannya ketika watunya tiba di bulan Agustus.
Aku berani menunggu mu karena aku
yakin semua janji yang kau orasikan tidak seperti pidato-pidato calon penguasa
politik di Indonesia, yang mengumbar janji manis ketika awal promosi, dan
menginjak-nginjaknya setelah kantong jas penuh amplop isi. Aku sudah
berimajinasi bahwa ketika bersua nanti kau akan tersenyum lugu, malu-malu, lalu
tak berani banyak kata.
Saat ini aku tak berani menuntut
banyak dari mu. Hanya dua hal yang aku butuhkan. Kepercayaan mu dan rasa sayang
mu yang terus membludak mengisi hari-hari ku, agar akhirnya nanti kita bisa
mengalirkan arusitu menjadi sesuatu yang indah. Antara kau dan aku.
Biarlah, makhluk-makhluk buruk
rupa yang sengaja menarik hati mu itu berkoar-koar dengan perkasanya, tapi
yakin kan aku bahwa kau mampu bertahan. Bahwa aku adalah satu bahagia mu yang
tak akan kau lepaskan begitu saja. Yang tak akan kau hancurkan seperti kaca
tipis yang terguncang oleh suara petir saja.
Di pulau Jawa ini, aku melihat mu
melalui angkasa. Melalui kotak mati yang menampakkan senyum manis mu. Tapi tak
mampu ku raih tangan mu. Ingin meremasnya dan menyatakan bahwa aku tak ingin
lepaskan mu kembali ke Pulau Sumatera. Aku ingin memeluk mu seperti seorang
ayah yang merindukan anaknya. Aku ingin mencium kening mu seperti seorang ibu
yang bangga pada putranya. Aku ingin seorang kakak yang menepuk bahu adiknya
karena berhasil bertahan hidup di dunia fana. Dan aku ingin menjadi seorang “AKU”
yang bisa mencintai mu apa adanya.
Di sini, aku ingin menimba ilmu,
serta berbagi ilmu dengan jiwa-jiwa kecil yang perlu cahaya untuk masa depan
mereka. Dan aku ingin kau selalu ada di samping ku, tidak di belakang ku,
menyokong ku dengan do’a-do’a mujarab mu, dengan sikit melayu mu yang gregetan,
serta kasih sayang mu yang hangat. Dan aku akan sungguh bahagia jika kau
bisa mempercayai ku dengan semua yang aku harapkan.
No comments:
Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.