Mari Mampir!

Selamat datang di blog saya. Selamat menikmati menu beragam yang akan mengisi dahaga mu akan ilmu dan rasa lapar mu akan cerita tentang hidup. Jangan dulu meninggalkan meja makan ku sebelum kamu kenyang dan siap melangkah lagi. Salam kebajikan.
Breaking News
recent

Pare Pagi [di bulan Ramadhan]

Berat menahan beban hingga menunduk tunduk menuju tanah, tangkainya pun kuat tak patah. Beberapa pare sudah tumbuh menjadi remaja-remaja yang sebentar lagi siap panen. Bersama pagi yang tak terlalu terik dan tanpa burung-burung gereja yang giat bercengkerama di atas tali-tali listrik yang memanjang di sepanjang kota. Sepi sekali hari ini. Jarang ada cekikikan bocah-bocah setelah balita yang berlari berkejaran di gang sempit menuju jalan utama. Sedikit mobil-mobil raksasa yang biasanya ramai menggemparkan jalan rapuh di sekitaran samping rel kereta. Bahkan hanya secuil teriakan massa dari arah pasar pelita. Dan akhirnya otak ku kembali menuju pada satu jiwa. Satu-satunya raga yang aku rindukan selama aku bermuara di tempat yang berbeda.

Matahari masih malu-malu karena mungkin ia sahur saat waktu imsyak mepet di rumah ku. Sehingga matanya masih malas untuk terbuka dan menyapa ku. Angin yang menderu sedikit mendorong mundur niat ku untuk mencari suasana baru. Awan pun bersekongkol dan meninabobokannya. Dia sungguh tak kuasa menahan kantuk. Aku beranjak keluar dan menatap ke langit yang tak biru. Banyak awan-awan sedikit kelabu. Tak terlalu abu-abu. Masih tipis, cukup transparan melihat warna biru langit jam Sembilan pagi. Dan akhirnya dia menggeliat. Mulai menebarkan sinarnya menuju garis-garis halus awan di depannya. Dan kembali tertidur. Dan tak lagi ku hiraukan mereka.

Duduk di atas tembok sederhana penghalang kolam dengan jalan sempit di sebelah rumah-rumah kecil di sekitar rumah ku, sembari menyaksikan beberapa ikan mas dan nila yang mencari udara. Masih aku teringat pada mu. Saat kita berbincang canda. Saat kau tersenyum manja. Saat semilir angin menepis dedaunan padat di kebun tetangga.

Bahkan ketika matahari sudah terpaksa melek waktu, dia akan murka dengan teriknya yang luar biasa. Seperti badai matahari yang sering diberitakan para penggiat ilmu logika. Padahal masih pukul dua belas ketika adzan dzuhur berkumandang, tetapi semua hal itu hanya berupa omong kosong belaka. Tidak bermaksud tak percaya, hanya saja telah membuat khawatir seluruh warga dunia. Sehingga semua manusia rajin mempromosikan hijau dunia. Andai semua kota berhawa kota tercinta, aku yakin setiap orang akan betah berlama-lama. Sukabumi sejuk bak oasis yang cukup jauh dari gurun. Bukan fatamorgana belaka.

Tak lupa menghabiskan waktu bersama mu di saat-saat menjelang ashar. Kabar-kabar yang tengah kau sampaikan membuat ku dapat melukiskan tawa mu saat berbagi rencana. Aku baca dengan seksama beberapa pesan yang telah kau sampaikan melalui pesan-pesan singkat dan tersirat cukup banyak makna. Kita merasakan hal yang sama. Semoga aku tak keliru menerkanya. Karena pasti tak hanya malu, tetapi perlu aku ubah rencana setelah libur sekolah tiba. Aku sungguh berharap kita berbagi hasrat yang serupa.
Seperti bocah yang belajar puasa, tak urung masih sering ku lirik jam dinding yang menggantung di ruang tengah rumah ku. Bukan karena tak kuat menahan lapar atau dahaga, tetapi aku ingin segera mengucapkan sesuatu padamu setiap hari pada paruh waktu yang sama.

“Selamat berbuka puasa.”

Dan aku akan meneguk satu gelas penuh air hangat sembari menunggu balasan pesan dari mu. Lalu shalat magrib dan telah menunggu ucapan hangat dari mu. Seperti membuat skenario hidup sendiri ketika aku menjalani cerita saat ini bersama mu. Bukan berarti mudah ditebak, tetapi aku tahu sesuatu yang akhirnya bisa ku harapkan dari mu. Terima kasih untuk itu.

Aku merindukan mu.

Dan tak terasa waktu berlalu hingga pagi esok harinya. Karena hari terakhir di bulan Ramadhan, maka tak ada lagi sahur untuk kita berdua. Hanya akan ada nada subuh yang insyaallah akan membangunkan geliat kita menjelang shalat ied. Dan sungguh aku berharap kita dipertemukan setelah shalat ied di sebuah lapang luas bersama massa muslim lainnya. Berucap maaf dan menghapus dendam. Melepas ikhlas dan merangkul balas. Semoga semua khilaf terbuka jelas hingga tak perlu lagi kita membawa beban berat hingga akhir hayat.

Minal Aidzin Walfaidzin. Mohon Maaf lahir dan Batin.

No comments:

Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.

Powered by Blogger.