Mari Mampir!

Selamat datang di blog saya. Selamat menikmati menu beragam yang akan mengisi dahaga mu akan ilmu dan rasa lapar mu akan cerita tentang hidup. Jangan dulu meninggalkan meja makan ku sebelum kamu kenyang dan siap melangkah lagi. Salam kebajikan.
Breaking News
recent

Tak Lepas

Lepas maghrib, biru nya semakin pekat. Kabut, lebih tepatnya awan yang berkumpul rapi di sekelilingya begitu padat bagai gas alam yang mengepul di sekitar gunung vulkanik aktif. Ku perhatikan, tak biasanya tuhan begitu ceria malam ini. Menampilkan suasana sejuk nan gemintang, bersama calon-calon penerang malam, serta lampu-lampu awal sebelum gelap. Engkau sungguh berbaik hati pada ku malam ini. Tak berniat sementara ini untuk segera melepas lelah di atas tumpukan kapuk karena masih ku nikmati anugerah Mu. Ku duduk di atas sepeda motor matic biru ku dank u selipkan dua buah kapas padat di dalam lubang telinga ku. Ku putarkan pengantar lukisan nyata mu bersama End Of May yang didendangkan kembali oleh Michael Buble. Sungguh ku nikmati hari-hari di awal bulan Mei, sebelum berakhir dan menuju awal Mei di musim selanjutnya. Ku saksikan satu lekukan awan yang kontras sekali dengan langit yang menghitam, dengan beberapa nyanyian semilir angin di atas lubang pori-pori tangan ku, dan atas di usapan rambut ku. Seperti di saat ku kecil, menyambangi gubug bamboo yang begitu sederhana, dimana uyut ku hidup sendiri dengan mengandalkan satu petak sawah dan satu petak lading yang ditanami oleh cabai dan tomat liar. Saat sore tiba, ketika angina berhembus sayup, bersama satu piring pisang goreng, teh panas polos, dan selisik jari-jarinya yang renta di atas kulit kepala ku. Ada dua kucing kesayangannya yang selalu meliku di sekitar kaki-kakinya yang keriputan ketika beliau hendak duduk menyapa ku. Lalu memintaku menyandarkan keluh kesah selama bersama ayah dan ibu, beserta saudara-saudara ku. Tak jarang pula meminta ku untuk tinggal di desa dan menemaninya di sawah atau sekedar berladang. Yang paling menyenangkan dari semua kenangan ku bersama uyut adalah ketika pagi, sebelum pukul tujuh, uyut selalu bersiap mengajak ku mencari tutut, sejenis keong sawah yang nikmat disantap dengan bumbu kunyit dan rempah-rempah desa lainnya. Hanya uyut dan ibu ku yang tahu cara mengolahnya. Aku hanya mampu menemani nya mencari di sekitar sawah. Terkadang, belalang pun beliau tangkap dan bisa menjadi santapan istimewa. Begitu primitif tetapi kreatif. Dan jangan salah menilai, karena sungguh ku nikmati santapan desa. Tak ada yang membuatku jijik. Karena aku tahu bahwa hidup dengan sederhana itu tak mudah.

Seperti melepas mu pun tak mudah. Karena sejauh apapun ku ingat akan hal indah di masa lalu, kau selalu terselip di sana. Diam-diam melangkah di antara memori ku, lalu membuat ku tersenyum getir. Bahkan ketika aku mengingat desa uyut ku dulu, kau langsung memaksa ku mengingat mu kembali. Dasar narsis! Tak bisa sedikit pun membebaskan ku dari menginginkan mu. Dan awan-awan di gunung pun telah berbaur dengan langit. Yang pekat dengan warna putih dan polos. Tak lagi terasa indah. Tetapi peri-peri di atas langit hitam telah berkumpul dan bergoyang bersama hembusan nafas ku. Dan ku menyerah. Memutuskan untuk segera terlelap dan menatap langit-langit kamar ku.

No comments:

Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.

Powered by Blogger.