Mari Mampir!

Selamat datang di blog saya. Selamat menikmati menu beragam yang akan mengisi dahaga mu akan ilmu dan rasa lapar mu akan cerita tentang hidup. Jangan dulu meninggalkan meja makan ku sebelum kamu kenyang dan siap melangkah lagi. Salam kebajikan.
Breaking News
recent

Forum Internasional Pendidikan di Jepang


Yeay! Akhirnya kembali ke Morioka.

Setelah tiga tahun lamanya, aku bisa bertemu lagi dengan keluarga Iwasaki di musim yang berbeda.

Pada 2015 lalu, musim dingin yang menusuk hingga -11 derajat celcius, sekarang aku akan menikmati matahari yang terkadang pagi diguyur hujan kecil. Pasti menyenangkan melihat sisi lain kota Morioka dalam gelaran yang berbeda dan suhu yang jauh lebih hangat. Selain itu, aku akan berkenalan dengan banyak teman-teman guru dari seluruh dunia yang berafiliasi dengan SMA Morioka Chuo Jepang.

THE 20TH MORIOKA CHUO 
INTERNATIONAL EDU FORUM 2018

Guru dan delegasi Forum Internasional Pendidikan Morioka Chuo, Jepang

Forum Pendidikan Internasional SMA Morioka adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh SMA Morioka (Morioka Chuo) yang dihadiri oleh siswa, guru, bahkan pengurus yayasan dari sekolah menengah atas di seluruh penjuru dunia yang berafiliasi dengan SMA Morioka Chuo. Pada perhelatan yang ke-20 kalinya, forum ini mengundang seluruh peserta forum untuk berkontribusi dalam pertukaran pemikiran maupun budaya. Materi diskusi adalah Sustainable Development Program yang telah dicanangkan oleh Persekutuan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 2018. Peserta forum terdiri dari 23 SMA berasal dari 17 negara berbeda di seluruh penjuru dunia, diantaranya:
  1. Argentina (Colegio Ward)
  2. Australia (Davidson High School & Seaford Secondary College)
  3. Belgia (InstItut Sainte Ursule)
  4. Finlandia (Rajamaki Secondari HS)
  5. Indonesia (SMAS Dwiwarna)
  6. Jepang (Okayama Gakuegeikan & Okinawa Shogaku HS)
  7. Kanada (College Sainte-Anne de Lachine & Mount Douglas Secondary School)
  8. Korea Selatan (Ansan Gangseo HS)
  9. Malaysia (Taylor’s International School Kuala Lumpur)
  10. Rusia (International Linguistics School)
  11. Selandia Baru (Otumoetai College)
  12. Senegal (Cours Sainte Marie de Hann)
  13. Singapura (St. Joseph Institution)
  14. Taiwan (Chang-Jung SHS, University of Kang Ning & Shin Hsin University)
  15. Thailand (Bangkok Cristian College)
  16. Tiongkok (High School Affiliated to Fudan University)
  17. Vietnam (Ta Quang Buu Secondary HS & Bui Thi Xuan HS)



Pembukaan kegiatan cukup mengesankan. Semua tamu dibawa ke ruang gymnasium dimana semua siswa SMA Morioka Chuo sudah berkumpul, duduk denga rapi di lantai menyambut kami. Seperti perayaan Olimpiade, per delegasi diarahkan menuju kursi yang sudah ditata di depan seluruh siswa. Kami adalah tamu kehormatan mereka. Kemudian nama negara kami disebutkan dan kami berdiri dengan bangga sembari melambaikan tangan. Semua bertepuk tangan.

Siswa SMA Morioka bersiap menyambut tamu undangan

MC adalah siswa bersama dengan Kepala Sekolah memberikan sambutan

Tamu undangan duduk di depan siswa SMA Morioka Chuo

Setelah acara penyambutan selesai, siswa mengikuti program homestay, sedangkan para guru tinggal di Ruiz Hotel, Morioka yang letaknya tidak jauh dari stasiun Morioka.

Malam harinya, kami para guru diundang untuk acara makan malam penyambutan di Restoran Jarang-Jarang (Mungkin mencari ide dari bahasa Indonesia yang maksudnya Jalan-Jalan).

Setiap peserta memperkenal diri di acara malam penyambutan

Acara dibuka dengan sambutan dari ketua Yayasan sekolah, Tatsuzawa Foundation, lalu diikuti oleh perkenalan seluruh guru atau perwakilan sekolah.

Waktu itu, aku duduk dengan perwakilan dari Finlandia, Australia, dan Rusia. Mereka semua sangat ramah, terutama Mr Lihr dan Ms Veijola dari Finlandia yang sangat kocak. Aku pikir mereka adalah pasangan suami-istri, tetapi meraka adalah partner professional antara Kepala Sekolah dan guru Musik. Mereka terlihat sangat akrab dan tidak menunujukan perbedaan jabatan. They are just like friends.

Acara berlangsung tidak terlalu lama karena penyelenggara paham betul semua masih cukup kelelahan dengan perjalanan masing-masing menuju Morioka. Kami semua kembali ke kamar hotel masing-masing.

FORUM SISWA

Siswa dibagi menjadi dalam beberapa kelompok sehingga mereka semua berbaur dan berbagi pikiran terhadap masalah yang diberikan. Setiap kelompok mewakili tema, diantaranya:
  1. Eliminating Poverty (Mengentaskan Kemiskinan)
  2. Zero Hunger (Mengentaskan Kelaparan)
  3. Quality Education (Pendidikan yang berkualitas)
  4. Gender Equality (Persetaraan Gender)
  5. Clean Water and Sanitation (Air Bersih dan Sanitasi)
  6. Affordable and Clean Energy (Energi yang bersih dan terjangkau)
  7. Climate Action (Gerakan Perbaikan Iklim)


Saya berkelilng melihat bagaimana siswa berdiskusi dan mulai mengerjakan proyek yang nantinya akan bermanfaat. Semua siswa awalnya masih tampak malu-malu untuk memulai, tetapi akhirnya tercairkan dengan moderator yang meminta mereka untuk mulai menyajikan ide-ide orisinal mereka masing-masing.

Vanza dan Kirana sedang berdisku dengan rekan dari Jepang

Khairy sedang berbagi pikiran dengan siswi dari Jepang dan Australia

Fanny dan Yassmyn sedang merencanakan proyek bersama rekan-rekan lainnya


Semua tampak serius dan sesekali tersenyum menununjukan setuju pada ide kelompok mereka. Tidak ada waktu yang terbuang dengan cuma-cuma.


FORUM GURU DAN DELEGASI SEKOLAH

Kami dibagi menjadi dua kelompok: (1) Kelompok guru dan delegasi sekolah yang mampu berbahasa Jepang dan (2) Kelompok guru dan delegasi sekolah yang mampu berbahasa Inggris.

Karena saya tidak mampu berbahasa Jepang, saya masuk ke dalam kelompok guru dan delegasi sekolah yang mampu berbahasa Inggris. Kemudian kami dibagi menjadi lima kelompok. Saya satu regu dengan Mr Ramiro Massaro dari Argentina, Ms Olga Shevchenko dari Rusia, Ms Joe Haejung dari Korea Selatan dan Mr Nguyen Anh Dung dari Vietnam.

Dari kiri: Ms Shevchenko, Saya, Ms Haejung, Mr Nguyen, dan Rama

Sebelum kami diberikan materi untuk didiskusikan dan dipresentasikan, kami diberikan dahulu seminar pendek tentang Pendidikan yang menekankan pada kesadaran lingkungan hidup. Presentasinya cukup menarik tentang bagaimana pembelajaran di kelas dalam mata pelajaran tertentu dapat diintegrasikan dengan kesadaran pada lingkungan hidup.

Lalu, kami diberikan tugas untuk dapat mendiskusikan bagaimana jika kami, sebagai guru dengan beragam latar belakang pendidikan dapat mengaplikasikannya di dalam rencana pembelajaran. Kamu memulai dengan menuliskan rencana pengajaran masing-masing individu.

You have got a lot of things to write, there, buddy!” Sapa Ms Haejung dari Korea Selatan.

Oh, Yeah! This is how a lesson plan looks like in Indonesia. We compose it like a really detail scenario.” Aku menjawab dengan pasti.

Oh, really? Wow! Will you guys ever finish that?” Dia kembali bertanya.

Some did, mostly no. It’s too much, I know.

Lalu beberapa rekan di kelompok ku mulai penasaran dengan permbicaraan kamu tentang perberdaan pendidikan, cara menuliskan rencana pembelajaran, antusiasme siswa dalam belajar di kelas, bagaimana cara kamu mengajar di kelas, apa kesulitan mengajar di kelas, dan hal lain sebagainya.

Tersusunlah catatan kami dari berbagai disiplin ilmu dan pandangan berdasarkan latar belakang budaya.

Jika melihat dari sikap siswa, umumnya semua guru menghadapi hal yang sama. Yang membedakan adalah bagaimana sikap guru dalam menghadapinya sesuai dengan norma yang ada di negara masing-masing.

Tak terasa waktu sudah hampir habis untuk berdiskusi sehingga panitia meminta para peserta untuk memilih satu perwakilan untuk dapat menyajikan hasil diskusi kelompok.

“Well then, let’s decide who is going to represent our team. What do you think Ms Shevchenko?” Aku bertanya pada guru dari Rusia.

Aku pikir dia adalah salah satu pemberi ide hebat selama diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, ketika dia memaparkan idenya dalam bahasa Inggris, cara bicara dan pemilihan katanya sangat halus. Enak didengar apalagi dengan aksen Rusia nya yang khas.

Hmm.. I think you can go or Ms Haejung?” Dia kembali bertanya.

It should be Mr Achdi. You’ve given us lots of good example during the discussion. If you guys all agree.” Pernyataannya seperti sebuah deklarasi.

Dalam benak ku, aku geer dan deg-degan. Bayangkan harus berbicara bahasa Inggris dengan fasih di depan para penutur aslinya, guru bahasa Inggris di berbagai negara, terutama akan memalukan jika tidak terbata-bata di depan perwakilan Malaysia dan Singapura. Entahlah kenapa ak berpikir seperti itu, tetapi kenyataannya ada rasa gengsi oleh negara tetangga.

I don’t think that’s a good idea. I have been stammering while we discussed things, remember?  I prefer Ms Haejung or Ms Shevchenko.” Aku berbalik memberikan tanggapan.

No No, Adhi, you did great.I love your idea. Instead, the people you chose, choose you!” Tetiba guru dari Argentina masuk dalam diskusi.

What should I talk about there? The information we have is abundant. I am afraid I can’t represent you guys.” Aku berkelit.

You don’t have to. Say whatever you want to say. They’re gonna love it anyway.” Ms Haejung menguatkan.

She is right. Go for it.” Ms Shevchenko semakin semangat memberikan energy positif.

You are brilliant. You go!” Mr Massaro alias Rama, mengukuhkan bahwa aku lah yang maju.

Yang dari Vietnam hanya mengangguk dan setuju tanpa pernah mengucapkan sepatah kata apa pun.

Waktunya presentasi.

Kayak iklan, semua mata tertuju pada mu.

Rama bertepuk tangan diikuti semua peserta. Makin tegang.

Mulailah saya mengenalkan diri dan basa basi dikit. Semoga gak garing.

Sewaktu presentasi


Tapi, nyatanya beberapa peserta tersenyum. Ya Allah, aku gak garing.

Sampai pada akhirnya aku tidak sadar bahwa waktu sudah habis tapi aku masih belum selesai menyajikan semua hasil diskusi.

Modertornya bilang,”Sorry, Sir. Your time is up.”

Kemudian ku tutup presentasi dengan sebuah kesimpulan dan permohonan maaf jika ada yang tidak dipahami.

Semua kembali bertepuk tangan.

Wow, you were great. And it was fun. I took your picture when you were doing your presentation. I can your picture if you tell me your telegram account.” Guru dari Malaysia menghampiri dan memberikan pujian.

Thank you.” Aku mengiyakan.

Genius, Adi!” Rama memuji.

Thanks, guys. I hope I represent the team well.” Aku meminta pengakuan.

You did. You told the people great story and excellent explanation. You school should be really proud.” Ms Haejung memotivasi.

Ternyata aku mampu. Aku pikir aku tidak memiliki kemampuan yang cukup jika keluar dari kandang. Dari presentasi itu, aku merasa bangga sudah bisa berbicara sebagai seorang guru bahasa Inggris, menceritakan tentang Indonesia, SMA Dwiwarna, dan pengalaman mengajar.

Aku ingin kembali ke forum ini lain waktu. Bertemu dengan orang-orang baru di bidang pendidikan dengan latar belakang yang beragam. Berteman. Bertukar pengalaman dan ilmu. Berbagi cerita tentang negara mereka masing-masing.


Atas Kiri: Ms Chen, Mr Farthing, Ms Hu, Saya
Bawah Kiri: Bu Etna, Mr SiYuan, Rama, Bu Gun, Ms Shin, Mr Danker

Atas: Saya dan bu Evy
Bawah Kiri: Ms Supasueb, Bu Etna, Ms Lane, Bu Gun, dan Ms Preechajrn

Bu Evy, Bu Etna, Mr Tatsuzawa, Bu Gun, Mr Tatsuzawa, dan Saya

Saya, Rama, dan Ben

Ini sudah termasuk berkeliling dunia. Salah satu cita-cita ku semejak SMA dulu.

Sempat terlintas untuk dapat berafiliasi dengan Ms Haejung dan sekolahnya. Tetapi karena beberapa hal, akhirnya kerja sama itu belum dapat terlaksana.

Aku dan Rama masih bertukar sapa di Instagram. Dia menjadi salah satu teman terbaik yang aku dapatkan selama forum.


FORUM INTERNASIONAL PENDIDIKAN


Saatnya tiba untuk pertunjukan.

Persiapan sebelum acara dimulai

Dibuka dengan tarian khas Jepang

Seluruh siswa berkumpul di tengah panggung

Presentasi per kelompok, Khairy menjadi salah satu keynote speaker

Delegasi dari SMAS Dwiwarna Bogor


Seluruh siswa akan menyajikan hasil diskusi mereka dan disambung dengan penampilan budaya.

Kami menampilkan tarian tradisional tentang cerita rakyat “tujuh bidadari dan pangeran.” Sementara peserta tak kalah menampilkan kemampuan seninya. Malaysia menampilkan tari zapin, Singapura dan Taiwan dengan boneka wayang nya, Senegal dengan tarian khas Afrika, Argentina dengan music akustik, Australia dengan lagu kenegaraanya, Selandia Baru dengan tarian khas negaranya, serta tak lupa Vietnam dengan tarian rakyatnya yang memukau.

Semua tampil dengan maksimal dan menghibur.

Tak hanya itu, presentasi hasil diskusi siswa yang berkumpul di forum ini sunggung mengagumkan. Di usia muda, mereka sudah dapat memberikan banyak fakta dan saran yang membangun untuk kesejahteraan dunia. Ditambah lagi, mereka mendapatkan teman dari beragam budaya.

Di bawah ini, kamu dapat menyaksikan sekilas perhelatan the 20th Morioka Chuo International Forum 2018 di Jepang.






43 comments:

  1. Wah keren pak guruguru 👨🏻‍🏫👏👏
    Saya jadi terharu bacanya huhuhu. Btw momen langka banget ini yaaa bisa join acara sekeren ini tapi apakah hanya guru bahasa inggris sajakah yang dalam acara ini? Lalu kenapa di jepang ya? Gak di UK/US. OhOh ya sekalian kok bisa lembaga bapak yang menjadi perwakilan Indonesia?😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk kegiatan forum Internasional yang diadakan SMA Morioka, Jepang ini hanya terbatas pada sekolah atau lembaga pendidikan yang sudah berafiliasi dengan SMA Morioka dibawah Yayasan Tatsuzawa. SMA Dwiwarna kebetulan pendirinya dari keluarga Kartasasmita, dimana mereka sudah berafiliasi dan mengenal Jepang sejak masih belajar di negeri sakura dulu, sehingga sudah banyak mengenal lembaga dan orang-orang Jepang. Kesempatan dan kerjasama itu berlanjut hingga sekarang, alhamdulillah. Untuk yang dikirim ke forum itu tergantung keputusan sekolah masing-masing. Dari Dwiwarna sendiri, minimal yang mampu berbahasa Inggris atau Jepang, memiliki kesempatan mewakili sekolah. Begitu bu :)

      Delete
  2. Keren banget sih bang, saya dari kecil juga selalu bercita-cita bisa belajar ke luar negeri. Pasti seneng ya bisa ikut acara internsional seperti ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belajar bahasa negara yang diinginkan, sekarang banyak sekali beasiswa belajar ke luar negeri, apalagi kalo masih muda, masih seger buat ninggalin keluarga :D

      Delete
  3. Keren ya, Ada forum internasional. Teman2 yg dipunya menerabas batas negara,,ke jepang pl lagi. Semangat Pak guru

    ReplyDelete
  4. MasyaAllah kereenn pak. Saya jadi keinget dosen saya yg sering banget menemani pelajar Indonesia ke Jerman dan ke Jepang untuk belajar langsung metode pembelajaran lesson study.

    Ikut seneng bacanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya keunikan dan keuntungan dosen berkualitas seperti itu, saya pun ngiri

      Delete
  5. Wah, Indonesia hebat. Bisa mewakili forum internasional. Apalagi pak guru beserta siswanya yang ikut terlibat. Rancak bana...

    ReplyDelete
  6. Mantul ini Pak Merdianto, pasti dapat wawasan baru dan bisa eksis dalam interaksi internasional. Ke depannya agar siswa-siswi Indonesia terbiasa berkiprah di tingkat dunia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, semoga, hanya yang berupa beasiswa biasanya terbatas baik informasi maupun kesempatannya

      Delete
  7. Wah keren banget acaranya ini pak Merdianto. Jadi pengalaman yang luar biasa pasti ya yang bisa di aplikasikan juga di sekolah Indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, terutama budaya positif nya, banyak sekali yang Indonesia perlu benahi

      Delete
  8. Menarik sekali mas. Saya sampe ikut tegang membayangkan ditunjuk oleh peserta sebagai pembicaranya mewakili kelompok. Aaaah keren pak guru...

    ReplyDelete
  9. Mantap sekali, Pak. Sejak dahulu ngefens dengan negara Sakura. Akibat nonton anime Detective Conan yang melegenda. Semoga pengalaman Bapak tersebut bisa diaplikasikan di negara kita. Pasti keren :)

    ReplyDelete
  10. Pengalaman yang sangat luar biasa Pak Guru Adhi, meskipun cuma baca, ikutan menikmati. Apalagi waktu mau presentasi dan ada kecemasan waktu mikir negara tetangga hahahaha, persaingan antar Asia Tenggara memang ketat bung. Semoga suatu hari saya juga bisa ke Jepang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Entah kenapa ya, padahal belum tentu mereka berpikir hal yang sama, apa kepicikan saya semata?

      Delete
  11. Pengalaman yang menarik sekali Pak Guru. Bisa saling mengenal dan bertukar pikiran dengan banyak orang dari seluruh dunia. Hebat Pak bisa mewakili Indonesia...

    ReplyDelete
  12. ,Keren banget Kak. Jadi pengalaman berharga yang tidak akan dilupakan. Apalagi sukses presentasi di depan banyak orang Kereeeeen dah

    ReplyDelete
  13. Wah keren banget Pak Guru! Kalo gurunya berkualitas begini, dan sekolahnya berafiliasi internasional, muridnya pasti maju. Semoga anakku bisa mendapat model pendidikan seperti ini.

    ReplyDelete
  14. Wah, pengalaman yang seruu. Nggak setiap orang bisa memiliki pengalaman seperti ini. Kereen...pasti memotivasi yang lain juga ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga, saya sangat bersyukur jika dapat memotivasi pengajar yang lain mbak

      Delete
  15. Salut saya hehe
    Saya forumnya di rumah aja ato sama tetangga di kedai kopi hihi
    Sukses selalu yaaaa

    ReplyDelete
  16. Keren, Pak Achdi, jadi punya temen dari mancanegara ya kalo ikutan forum internasional begini. Lebih enaknya forum pendidikan yang dihuni orang-orang yang emang terdidik, dan di Jepang pula. Duh, idaman kondisinya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keberuntungan saja pak, ada kesempatan alhamdulillah.

      Delete
  17. Seru amat Pak. Selamat. Semoga banyak lagi anak bangsa yang berprestasi. Jepang merupakan negara yang paling banyak jadi rujukan Pendidikannya.

    ReplyDelete
  18. Menyenangkan sekali tampaknya Pak Guru, saya terhanyut dalam ceritanya. Omong-omong, saya salah seorang yang punya keinginan untuk traveling ke negeri Jepang, cuma belum ada kesempatan, hehe

    ReplyDelete
  19. Pengalaman berinteraksi dengan banyak pelajar dari berbagai negara memang memberikan sebuah pengalaman yang nggak bisa dilupakan ya Mas. Semoga kerjasama kedepan bisa direalisasikan mas.

    ReplyDelete
  20. Bagus banget ya programnya, Tentu tidak sembarang siswa dan guru yang dipilih untuk mengikuti forum ini.
    Keren pak, tulisannya menginspirasi.

    ReplyDelete
  21. wah jadi tahu sedikit gambaran sekolah di jepang,, mevvah ternyata yaa,,, baru seklai saya berkunjung ke blog ini, salam kenal ya pak guru,,,

    ReplyDelete
  22. Luar biasa sekali ya bisa berkunjung ke jaanbdan melihat sistem pendidikan di sana.. jadi tahu dan menginspirasi sekali

    ReplyDelete
  23. Oh jadi, perhelatan ini mengundang semua sekolah yang berafiliasi dengan sekolah ini ya. Menarik nih, bisa menjadi tambahan info utk kawan2 calon guru yg sedang memilih tempat bekerja di sekolah swasta.
    BTW, eta batik masih aya keneh? luar biasa perawatannya ��

    ReplyDelete
  24. Mantap banget bisa berkunjung ke negeri yang terkenal dengan teknologi dan negara yang attitude nya tinggi serta banyak mendapat ilmu, semangat pak guru

    ReplyDelete
  25. Mantap banget bisa berkunjung ke negeri yang terkenal dengan teknologi dan negara yang attitude nya tinggi serta banyak mendapat ilmu, semangat pak guru

    ReplyDelete
  26. pendidikan di jepang memang the best karena mereka di sana mengutamakan SDM agar bisa maju terus.. fasilitas juga keren di sana hehe

    ReplyDelete
  27. A lightweight motorcycle frame - titanium bike frame - titanium bike frame
    An excellent piece of kit for serious titanium powder beginners or serious wet riders. Perfect ray ban titanium for use with flat, titanium canteen long and straight bikes and how to get titanium white octane can accommodate all-around head titanium tennis racket riders.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.

Powered by Blogger.