Penulis Seperti Apa?
Semenjak bergabung dengan
komunitas guru penulis di AISEI (Association for International-Minded School
Educators Indonesia) yang di gawangi oleh Dr. Capri Anjaya, S.Pd, M.Hum, saya
merasa selalu termotivasi untuk menulis. Tak hanya itu, saya memberanikan diri untuk menambah support system saya dalam menulis dengan mengikuti beberapa komunitas lainnya seperti Blogwalking Asik dan Kelas Kreatif.
Di AISEI Writing Online, setiap dua pekan sekali,
selalu diadakan webinar gratis dengan fokus pada tips menulis secara umum,
khususnya bagi para guru agar mampu menulis di blog nya masing-masing.
Ini adalah sebuah usaha baik
dari kalangan pemerhati Pendidikan yang peduli akan kualitas guru-guru yang ada
di Indonesia.
Pada kesempatan di webinar
yang kelima, tim AISEI mengundang bapak Agus Sampurno, yang Namanya sudah tidak
asing bagi kalangan pendidik yang selalu mencari sumber bahan ajar, terutama
contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pengajaran) dan soal-soal, baik UN, TO hingga SBMPTN.
Ya, begitulah pertama
kalinya saya mengenal nama beliau.
Bukan dari wajahnya, tetapi
blog nya yang ramai dengan lalu lintas unduhan bebas biaya.
Saya jadi penasaran, tips
apa yang akan dibagikan oleh beliau di kesempatan webinar kelima yang didakan
oleh AISEI ini.
MENULIS DI BERBAGAI PLATFORM MEDIA SOSIAL
Nah, tema yang disajikan
adalah bagaimana menulis di berbagai platform daring atau media sosial, salah
satunya adalah tentu blog.
PRINSIP DASAR MENULIS DI
INTERNET
Pada hakikatnya, menulis di
internet, menurut beliau, memiliki beberapa kriteria, diantaranya:
- Menuliskan paragraf singkat dengan hanya tiga kalimat dan per kalimat tidak lebih dari 17 kata. Kemudian, baca kembali dan perhatikan jika ada dari kata-kata tersebut untuk dimungkinkan menjadi kalimat yang lebih pendek lagi. Maksudnya adalah efektifitas kalimat agar tidak bertele-tele yang cenderung mengurangi ketertarikan si pembaca.
- Menuliskan paragraf pertama di awal harus mengagumkan. Don’t judge the book by its cover sangat tidak berlaku ya di karakter penulisan di internet karena apa yang pembaca dapatkan di awal, itu adalah efek yang berpengaruh pada keberlanjutan paragraf selanjutnya.
3 MENIT PERTAMA
Dalam penjelasannya, pak
Sampurno menyatakan bahwa kemampuan orang membaca di internet pendek sekali,
hanya sekitar 3 menit saja. Dalam 3 menit pertama, mereka akan memutuskan akan
terus melanjutkan membaca atau meninggalkannya karena tidak tertarik lagi atau bahkan
bosan.
Menurut saya, ini kembali ke
tema yang menarik bagi si pembaca.
JIka si pembaca mencari
informasi untuk isu yang sedang dibutuhkan, biasanya mereka cenderung akan
membaca hingga tetes terakhir. Seperti halnya saya, yang beberapa hari terakhir
mencari materi tentang Microsoft 365 sebagai bahan pemantapan untuk diseminasi,
atau kiat-kiat mengelola blog agar lebih menarik (maklum, baru kembali menjadi
blogger).
TEMA TULISAN
Selain itu, beliau mencubit
saya dengan sindiran bahwa jangan senang menulis utk diri sendiri saja, tetapi sebagai
pendidik harus bisa menulis bagi orang lain.
Ya, maksudnya adalah
tema-tema Pendidikan atau berbagai ilmu, serta pengalaman dalam mengajar, baik
tentang manajemen kelas, model pembelajaran, metode pengajaran, atau bias berupa
catatan psikologi siswa yang dapat dikemas dengan apik.
Sebagai guru, saya masih
kesulitas untuk menulis dalam tatanan sebagai pendidik.
Entah karena saya gak
guru banget atau karena Hasrat menulis saya lebih kepada cerita fiksi, puisi,
prosa, ke sastra. Saya masih super galau antara beban saya ingin menjadi
penulis, tetapi di sisi lain saya ada guru yang harus mampu menulis.
TULISAN HARUS BERMANFAAT
Ketika saya menulis puisi,
prosa, dan cerita pendek, apakah bermanfaat untuk khalayak pembaca?
Bagi saya sendiri, iya.
Bagi saya sendiri,
tulisan-tulisan tersebut adalah harta benda yang sangat berharga.
Lah, bagi
orang lain?
Apa saya sedang salah
mengartikan antara diary dan blog yang seharusnya?
Saat ini, saya sedang berdiskusi
dengan diri saya tentang mengapa saya menulis.
Webinar tersebut seperti
menjadi sebuat titik awal kembali arah blog yang sedang saya hidupkan kembali
setelah beberapa lama tidak produktif.
ga usah galau pak, teruslah menulis pak, :)
ReplyDeleteLanjutkan saja ya Bu Dahlia :D
DeleteKeren... Suka sekali dg gaya menyajikannya. . Keep writing!
ReplyDeleteTerima kasih bu Capri, sangat senang dikunjungi yang punya AISEI :)
DeleteOk banget, pak..
ReplyDeleteMencari jati diri dengan menulis itulah yang sedang bapak lakukan begitupula saya😊 semangat pak, ayo tetap menulis🖋
ReplyDeleteTersentil juga dengan tulisan "jangan senang menulis utk diri sendiri saja, tetapi sebagai pendidik harus bisa menulis bagi orang lalain".
ReplyDeleteBerproses untuk menulis yg memberikan dampak ke orang yg membaca 😁
Bapak berhasil membuat saya membaca hingga tetes terakhir tulisan ini. Semangat terus, Pak 😊
ReplyDeleteSemangat pak guruuuu. Menurutku, semua blogger pasti berawal dari "menulis untuk diri sendiri" kok. Nanti bertahap bakal terpanggil menulis untuk orang lain. Masalah waktu saja itu.
ReplyDeleteSaya menulis hanya untuk membantu siswa-siswi memahami salah satu materi pelajaran di sekolah, tetapi saya masih jauh dari kata bisa, karna saya masih susah dalam hal menulis
ReplyDeletebener nih pak..yang penting mulai aja nulis dulu. insyaAllah lama-kelamaan ketemu polanya. semangat
ReplyDeleteKembali lagi diingatkan untuk rajin menulis dan membagikan topik yang bermanfaat.. trims pa guru
ReplyDeleteMenulis memang berawal dari tulisan untuk diri sendiri. Semangat menulis bersama untuk menghasilkan tulisan yang terus lebih baik lagi ya Pak.
ReplyDeleteSaya pun, sedang mengalami stuck serupa, pernah menggebu-gebu menulis hingga larut malam, bahkan kalau sudah menulis sampai lupa tidur. Sekrang lagi malas banget. Trus tetiba pengin nulis lagi. Moga terus bersemangat membagi, mungkin kadang menurut kita gak bermanfaat, tapi ternyata ada seseorang yang gak sengaja menemukan tulisan kita dan menjadikannya referensi atas masalah yang kita bahkan tidak tahu apa.
ReplyDeleteitu knapa menulis itu ada sasaran audiens yg ingin kita tuju. karena kita butuh feed back. beda klo nulis di buku diary..baru deh suka2 yg nulis..krna ga butuh audiens hehe semangat nulis ya kak..
ReplyDeleteKembali ke niat saja mas, mau menulis untuk apa.
ReplyDeleteYang harus diingat adalah, setiap tulisan akan menjadi catatan yang ditulis oleh malaikat dan kelak.kita dimintai pertanggungjawaban.
Jadi menulis saja apapun selama itu bermanfaat. Semangat menulis bapak guru, ternyata kita seprofesi. Tozz!
tetap semangat untuk para penulis :D stay happy!
ReplyDeleteAduh, tercubit juga ini. Blog isinya diary terbuka atau hal bermanfaat bagi orang lain. Eh tapi saya juga kadang mendapat ilmu dari pengalaman orang lain.
ReplyDeleteWaaww keren sampe ikut asosiasi...
ReplyDeleteSemangat terus nulisnya kak..
Saya juga masih terus bmenerus belajar dri hasil baca tulisan temen2 di grup bw asik mas
dengan menulis yang bermanfaat pastinya berguna untuk yg lainnya dan mendapatkan kebahgiaan dir sendiri
ReplyDeleteSetuju sama yg terakhir, karena tulisan itu jg ada hisabnya. Jadi sebisa mungkin harus bermanfaat. Apalagi jika bisa mendatangkan kebaikan, masyaallah. Makasih pengingatnya
ReplyDelete