Mari Mampir!

Selamat datang di blog saya. Selamat menikmati menu beragam yang akan mengisi dahaga mu akan ilmu dan rasa lapar mu akan cerita tentang hidup. Jangan dulu meninggalkan meja makan ku sebelum kamu kenyang dan siap melangkah lagi. Salam kebajikan.
Breaking News
recent

Strategi Seru Mengajar "Speaking"



Selama pembelajaran jarak jauh, seperti yang telah saya sebutkan di blog sebelumnya Portofolio Siswa dengan Media Blogsaya menggunakan Quizizz dan Quipper untuk menilai kemampuan mendengarkan (listening) dan membaca (reading). Selain itu, media blog dan Padlet saya maksimalkan untuk mengukur kemampuan menulis (writing). Lalu bagaimana dengan kemampuan berbicara (speaking)?

Di kelas luring, saya meminta siswa untuk bermain peran dengan diawali diskusi kelompok untuk menyusun percakapan dengan materi ungkapan tertentu. Kemudian dalam beberapa kesempatan, saya rekam lalu unggah ke Youtube Achdi Merdianto.

Nah, dalam pembelajaran daring, saya ingin menciptakan sebuah situasi dimana siswa dapat berbicara secara spontan, langsung, tanpa perlu mempersiapkan teks untuk membantu mereka melakukan percakapan antara dua hingga tiga orang seperti yang terjadi ketika mereka berlatih tentang ungkapan meminta dan menawarkan bantuan (asking for and offering help).

Di pertemuan pertama, dalam membahas kompetensi dasar “Meminta dan menawarkan bantuan (asking for and offering help)”, di pelantar pertemuan Zoom, saya membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan menggunakan fitur breakout room secara acak. Sebelumnya, saya menjelaskan dulu tentang apa tujuan dan kegiatan mereka selama mereka dikelompokan. 

Mereka wajib mendisuksikan contoh ungkapan dalam bentuk percakapan yang nantinya, Ketika saya masuk ke ruangan, mereka menyajikan dialog karya bersama. Di setiap akhir kegiatan, saya meminta salah satu dari mereka untuk menyebutkan kembali mana ungkapan meminta tolong dan menawarkan bantuan.

Kegiatan yang sungguh umum dilaksanakan di kelas luring kan?

PERATURAN PERMAINAN

Oleh karena itu, akhirnya saya mencoba di pertemuan kedua, agar saya dapat mengukur kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa dengan membuat strategi berupa kegiatan yang serupa tapi sedikit berbeda.

Perbedaannya adalah ketika mereka sudah dibagi menjadi beberapa kelompok, mereka harus siap menyajikan percakapan ungkapan meminta dan menawarkan bantuan dengan topik tertentu. Topik ditentukan ketika guru masuk ke ruangan siswa.

Tidak lupa, durasi waktu untuk setiap kelompok adalah 90 detik.

Respon siswa cukup beragam. Ada yang cukup tegang karena materi sulit dan tidak dikuasai, sebagian lagi siap sedia tanpa beban.

Saya akan menceritakan dua contoh kelompok dengan kasus yang berbeda.


KELOMPOK PERTAMA

Contoh kelompok pertama yang saya temui terdiri dari dua siswa: (1) Alfiza dan (2) Alya.

Ketika saya masuk di kelompok pertama, mereka cukup terkejut karena menjadi grup pertama yang siap tampil. Saya bertanya jika mereka siap dan meminta salah satu dari mereka untuk menjelaskan kembali peraturan permainan di ruangan tersebut.

Topik yang saya berikan untuk kelompok pertama adalah meteor shower.

Permainan dimulai dan mereka mulai saling menyapa.

Selama percakapan berlangsung, mereka saling melontarkan banyak ide, tetapi diantaranya tidak terdapat ungkapan meminta dan menawarkan bantuan. They got carried away. Mereka terbawa suasana sehingga melupakan peraturan permainan.



Alfiza menceritakan di dalam blog nya http://blog.fizzylafizz.com/2020/07/a-brief-summary-23720.html bahwa,

That aside, we were given an audio from BBC's Learning English about how a woman asks for her colleague to take care of her cat while she is gone to Vietnam. Then, we were split up into partners to have a conversation. I was partnered up with Alya. We had to make an impromptu conversation about whatever Mr Merdianto gave us. Alya and I happened to be given the topic of "comet" with "comet" meaning any extra-terrestrial body (it seemed). We failed. Because of me. I'm sorry, Alya, I truly am.

Jika dilihat dari sudut kemampuan bahasa, mereka sungguh sangat luar biasa. Tetapi, dari sudut peraturan permainan, mereka belum berhasil dikarenakan pembahasan yang ditentukan (sesuai kompetensi dasar) tidak terlaksana.

Sehingga mereka perlu mengulang kembali karena fokus mereka pada inti pembahasan tidak terpenuhi.


KELOMPOK KEDUA

Kelompok berikutnya yang saya temui adalah kelompok yang terdiri dari tiga siswa: (1) Serli, (2) Tsaqif, dan (3) Djenar.

Mereka tampak cukup santai dan siap.

Topik yang saya berikan adalah Webcam.


Kegiatan saya mulai seperti Ketika saya masuk ke setiap ruangan, yaitu: menjelaskan peraturan permainan, memberikan contoh dari kelompok yang telah melasanakan dan hal yang membuat mereka harus melakukan reka ulang dengan tema berbeda.

Salah satu siswa saya, Djenar, dalam reviu nya di blog https://funwithonmymind.blogspot.com/2020/07/breakout-room-euforia-heres-mine.html
menyatakan,

I was really confused about what sentences i will make and how can we slip "Webcam" into Giving and Offering Help. But again, naturally (and spontaniously) we spit out a small conversation, which i didn't know what was the point, Ha Ha Ha. Funnily, Mr.A satisfied with our spontaneous-made-up conversation.

Meskpun Djenar menyatakan bahwa dia tidak menyadari jika percakapan yang mereka lakukan itu sudah sesuai dengan komptensi dasar, pada kenyataannya mereka berhasil dengan baik. Mereka fokus pada tujuan pembelajaran dan hebatnya, setiap anggota mampu menyesuaikan dengan arah percakapan.


HASIL PEMBELAJARAN

Dari dua contoh kelompok yang saya sebutkan, di akhir pembelajaran saya meminta mereka menyimpulkan tentang proses dan hasil pembelajaran, diantaranya:

  • Banyak dari mereka merasa puas dan senang dengan proses dan hasil pembelajaran karena difasilitasi dengan adanya quizizz baik di awal sebagai riviu, maupun di akhir sebagai post test. Yang harus diingat adalah jumlah soal yang diberikan. Untuk riviu cukup 3 hingga 5 soal. Sedangkan untuk post test, tergantung waktu dan beragam jenis soal yang ingin dipantau oleh guru. Saya secara pribadi untuk post test bisa beragam situasi, bisa 5-20 untuk ulangan harian. Yang paling penting adalah proses pembelajarannya yang bermakna sehingga siswa merasakan efek positifnya. Fatma dalam blog nya https://fatemabiya.blogspot.com/  
In the first session, we reviewed about asking and offering help. Mr. Ach reviewed it because he wanted us to understand well what he taught. Alhamdulillah I still remember that so when Mr. ach gave us Quizizz I could answer perfectly. Moreover, I got new vocabularies to learn. 

  • Untuk mengukur kemampuan salah satu kompetensi dasar berbahasa mereka, guru harus kreatif dalam mengemas proses pembelajarannya. Dalam hal ini, saya memfokuskan pada keseluruhan kemampuan Bahasa: (1) mendengarkan (guru dan siswa sebagai sumber media audio agar siswa terbiasa dengan Bahasa Inggris, maupun audio mandiri yang telah dipersiapkan jauh sebelumnya; saya menggunakan sumber dari https://learnenglishteens.britishcouncil.org/ agar mereka mendapatkan cara pandang dari beragam budaya), (2) membaca dengan menggunakan teks percakapan interaksional, tidak hanya berupa daftar ungkapan tanpa memberikan contoh kontekstual, (3) berbicara dengan dua cara: topik yang ditentukan untuk didiskusikan dalam kelompok dengan waktu tertentu dan topik yang ditentukan secara spontan (biasanya saya gunakan cara ini sebagai bentuk ujian praktik kompetensi dasar berupa ungkapan sederhana), dan (4) menulis (seperti menilai kemampuan berbicara tetapi persyaratan penilaian sesuai dengan variabelnya).


KENDALA SELAMA PEMBELAJARAN

Ada beberapa kendala yang masih perlu saya temukan solusinya ketika pembelajaran jarak jauh khusus materi Asking for and Offering Help, diantaranya:
  1. Waktu yang dibutuhkan setiap ruang (breakout room) sangat beragam, antara 3 hingga 7 menit. Di kelas IPA A dan B masing-masing terdapat 28 siswa, sehingga saya membuatnya menjadi minimal 9-10 kelompok. Sedangkan di kelas IPS terdapat 25 siswa, jadi cukup dengan 8-9 siswa.
  2. Meskipun di awal sebelum pengelompokan sudah dijelaskan (hingga 3 kali dan saya mengulang jika ada yang tidak paham), tetap saja Ketika masuk ruangan tertentu, akan ada siswa yang bertanya kembali tentang kegiatan yang hendak mereka laksanakan. Tidak luring ataupun daring, pada kenyataanya keadaan seperti selalu terjadi.
  3. Koneksi internet setiap siswa berbeda sehingga selalu ada kemungkinan adanya suara yang tidak jelas, terputus di tengah percakapan, atau malah keluar dari pelantar Video Conference. Untuk hal ini, saya biasanya mengumpulkan siswa yang terkendala jaringan agar membuat video dengan menggunakan zoom Bersama siswa lainnya untuk direkam percakapan mereka dengan ditentukan kembali topiknya.

Saya masih perlu banyak belajar tentang tidak hanya beragam teknologi yang mumpuni, tetapi proses yang membuat mereka menikmati pembelajaran. Saya selalu meminta mereka menuliskan saran untuk proses pembelajaran yang menyenangkan versi mereka. Saya perlu tahu apa yang mereka inginkan selama belajar secara daring bersama saya.

Sampai saat ini, siswa masih ikut mengalir dengan kegiatan yang saya tawarkan dan belum menyatakan keinginannya.

Saya masih menunggu untuk banyak referensi ide dan masukan loh dari baik dari teman-teman, maupun dari siswa yang merasakan langsung prosesnya.

Ditunggu ya.

16 comments:

  1. Belajar bahasa Inggrisnya menyenangkan. Kalo pak gurunya aktif kemungkinan siswanya juga aktif. Sukses terus mister !

    ReplyDelete
  2. Kadang suka gaknya thd suatu pelajaran tergantung gurunya ya. Kl mengajarnya kreatif begini kan belajarnya seru, pelajaran pun masuk 😀

    ReplyDelete
  3. Membaca dua cerita di atas, saya jadi ngebayangin seandainya di posisi siswa. Keknya bakalan jadi biang ambyar. Hahaha. Kurang pinter bahasa inggris

    ReplyDelete
  4. Kalau pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya via during,tentu internet lah yang menjadi kendala utama nya.
    Tapi kalau pak guru nya bisa mengendalikan situasi, gak jadi persoalan dong ya.
    Kegiatan belajar mengajarnya tetap berjalan, semangat pak guru

    ReplyDelete
  5. Ini pasti siswa-siswinya juga pintar-pintr yaaa. Pak gurunya hebat sih. Btw kita sama² dari pendidikan bahasa inggris deh pak hehe. Tapi penglamnnya pasti bapak lebih tebal

    ReplyDelete
  6. Memang benar ya, pak guru yang kreatif menghasilkan siswa yang smart.
    Masih muda udah mumpuni banget kemampuan mereka pak..

    ReplyDelete
  7. saya daftar deh kak jadi siswa..asyik nih kyknya diajar teacher bhsa inggris model kyk gini hehe..dulu guru bhsa Inggris sy galak banget makanya gak maju 2 bhsa inggris saya duh..

    ReplyDelete
  8. kalau yg ngajarnya mr.A gini have fun deh ya. kalau kondisinya rileks menyenangkan memang pelajaran lebih mudah masuk yaa

    ReplyDelete
  9. Jadi inget guruku Biologi jugaa sekreatif dan semenyenangkan ini kalau ngajarin. Kami jadi betah dan sukaa sama pelajaran itu. Barakallah pak guru

    ReplyDelete
  10. Menyenangkan sekali cara belajarnya. Guru memang harus kreatif membentuk suasana belajar yang kondusif. Saya yakin muridnya pasti pintar dan mengalami kemajuan dengan cara seperti ini. sukses terus pak

    ReplyDelete
  11. Proud of your students, Sir! Itu siswanya memiliki banyak diksi. Ini sekolah mana? Guru yang menyenangkan membuat siswa lebih bisa eksplore kemampuan mereka ya. Kalau aku waktu SMA, disuruh tiba-tiba ngomong. Malah terdiam.

    ReplyDelete
  12. Bagus sekali pak proses pembelajarannya, menjadi inspirasi bagi saya.

    ReplyDelete
  13. Saya menggarisbawahi kendala yg nomor 2 lho, Mr. Ach... betul sekali, gak di kelas daring gak di kelas luring, ada aja peserta didik yg bertanya kembali mengenai hal2 yg sudah berkali-kali dijelaskan. Sebagai pendidik kita diminta sabar terus ya hehe

    ReplyDelete
  14. wah seru banget yaa, dengan srategi seru untuk kegiatan speaking di harapkan mampu untuk meningkatkan rasa percaya diri di depan publik

    ReplyDelete
  15. kayaknya ini seru banget bisa meningkatkan rasa percaya diri.

    ReplyDelete
  16. Speaking merupakan hal yang gampang-gampang susah, untuk itulah kita wajib memahami ilmu serta dasar-dasar dari speaking, thanks infonya kak

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.

Powered by Blogger.