Ketika Aku Akan Merindukan mu
I – Jendela
Dedaunan kering. Jalanan kosong tanpa banyak kaki berlari kecil seperti di hari-hari sebelumnya. Detak putaran jarum jam serta hembusan angin yang membawa debu-debu kekuningan dari sepanjang hektaran tanah merah di dekat masjid yang berdiri kokoh bagai di tanah jawa, situs para sunan ternama. Aku masih menatap jejak-jejak langkah yang telah tertutup debu dan terbawa jauh oleh angin senja. Menatap mu riang menggenggam tangan ku. Berputar kecil dengan nyanyian-nyaian rindu. Dan berlalu ketika satu siswa bertanya ragu. Aku berdiri menghilangkan mu dari jangkauan pikir ku.
II – Pintu
Setiap pintu terbuka, aku selalu berharap mungkin itu jasad mu yang akan pulang kembali ketika aku masih berada di balik pintu. Menunggu ku dan mengajak ku bersama mu. Tak pelik, aku sungguh merindukan mu.
III – Atap
Di atas lapangan luas yang ramai oleh teriakan remaja tanggung usia, aku melihat mu berputar di samping lapangan, mengelilingi setiap petaknya, dan menyorak ceria. Melihat mu ceria di dalam pikiran ku, membuat ku merindukan mu berada di samping ku saat aku terpaku pada bongkahan bola salju ku. Mencairkannya dan membuatku hangat bagai di musim semi sebelum masa badai matahari. Di atas atap ingin ku mendapatkan mu, agar semua yang kau inginkan dapat langsung disaksikan oleh bulan yang selama ini kau kagumi. Di atas atap, kita bisa mengenal angkasa. Yang penuh bintang. Menggambar rasi dan menghitung permata langit yang menggantung tak beraturan.
Aku rindu.
* I am going to lose you and I’ll be missing you!
Dedaunan kering. Jalanan kosong tanpa banyak kaki berlari kecil seperti di hari-hari sebelumnya. Detak putaran jarum jam serta hembusan angin yang membawa debu-debu kekuningan dari sepanjang hektaran tanah merah di dekat masjid yang berdiri kokoh bagai di tanah jawa, situs para sunan ternama. Aku masih menatap jejak-jejak langkah yang telah tertutup debu dan terbawa jauh oleh angin senja. Menatap mu riang menggenggam tangan ku. Berputar kecil dengan nyanyian-nyaian rindu. Dan berlalu ketika satu siswa bertanya ragu. Aku berdiri menghilangkan mu dari jangkauan pikir ku.
II – Pintu
Setiap pintu terbuka, aku selalu berharap mungkin itu jasad mu yang akan pulang kembali ketika aku masih berada di balik pintu. Menunggu ku dan mengajak ku bersama mu. Tak pelik, aku sungguh merindukan mu.
III – Atap
Di atas lapangan luas yang ramai oleh teriakan remaja tanggung usia, aku melihat mu berputar di samping lapangan, mengelilingi setiap petaknya, dan menyorak ceria. Melihat mu ceria di dalam pikiran ku, membuat ku merindukan mu berada di samping ku saat aku terpaku pada bongkahan bola salju ku. Mencairkannya dan membuatku hangat bagai di musim semi sebelum masa badai matahari. Di atas atap ingin ku mendapatkan mu, agar semua yang kau inginkan dapat langsung disaksikan oleh bulan yang selama ini kau kagumi. Di atas atap, kita bisa mengenal angkasa. Yang penuh bintang. Menggambar rasi dan menghitung permata langit yang menggantung tak beraturan.
Aku rindu.
* I am going to lose you and I’ll be missing you!
No comments:
Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.