Mari Mampir!

Selamat datang di blog saya. Selamat menikmati menu beragam yang akan mengisi dahaga mu akan ilmu dan rasa lapar mu akan cerita tentang hidup. Jangan dulu meninggalkan meja makan ku sebelum kamu kenyang dan siap melangkah lagi. Salam kebajikan.
Breaking News
recent

Surat Untuk Ku


https://www.artcollectorz.com/artworks/artwork-detail?artwork_id=19321&edition_id=24789


Satu gelas kopi hitam itu sudah tercecer sia-sia tanpa terteguk satu tetes pun. Seorang siswa mendepaknya tanpa sengaja karena hampir telelap di kelas tambahan siang untuk Ujian Akhir Semester besok. Mata ku pun sedikit kelelahan karena peristiwa semalam. Aku baru bisa terlelap pukul dua pagi. Tak seperti biasanya aku tidak mudah tidur. Insomnia.

Semalam aku tidak menyeduh kopi atau substansi kimia lainnya agar bisa terjaga. Tak juga ada acara televisi kegemaran ku agar aku bisa tidur larut atau untuk memuaskan jatah menonton siang ku. Yang membuat ku melek hingga tak tenang dan gelisah adalah karena surat mu yang kau kirim kan ke sekolah pagi tadi. Sebuah bingkisan beserta cerita yang kau gambarkan dengan ilmu-ilmu kebajikan, do’a-do’a abadi, dan diakhiri dengan sebuah tanda kecupan. Kau mengingat hari ulang tahun ku.

Bandung, 22 Mei 2013

Selamat mengecap rasa,

Aku tidak bisa memastikan kapan surat ini akan terbuka di depan mu, tetapi aku yakin satu hari cukup. Selamat hari raya kelahiran yang hampir membuat mu memutuskan masa depan yang selalu kau bicarakan, ingat? Tahun depan sudah 30, sudah waktunya, kau sendiri yang bilang.

Aku tidak bingung mencari hadiah apa yang pantas dan akan kau sukai, tetapi aku hanya punya ini. Aku suka warna biru jadi aku harap, bukan bermaksud egois, kau akan menerima apa yang aku sukai di hidup ini. Aku suka warna biru karena jalan kita biru. Biru seperti langit, indah, dan in Blue, yang berarti sedih, karena takdir kita berdua yang dipertemukan dengan air mata kesedihan.

Aku yakin jika kita percaya dan mampu berusaha, kita masih bisa bersama, walaupun kau akan selalu merasa raga ku masih harus tebagi dua, atau tiga. Kau hanya bisa ku berikan satu pertiga, sisanya adalah milik dia yang sudah ku terima dalam janji pernikahan kami di tahun 2012 kemarin.

Ya, aku hanya bisa mendo’akan mu agar kau bisa tabah dan kuat dengan kaki mu yang masih kecil. Semoga tuhan akan sesegera mungkin menunjukan kebahagian mu dengan cara-Nya. Semoga, insyallah.

Jaga diri mu baik-baik di sana.


Yang merindukan mu,


Aku tak habis pikir, darimana engkau bisa mendapatkan semua kata-kata itu. Kau bukan seorang pujangga yang mampu menumpahkan semua rindu dan kasih mu dengan kata-kata indah. Apakah engkau berkonsultasi pada om google atau mungkin mencari jasa surat indah?

Ku buka bingkisan terpisah di dalam kotak yang kau kirim kan pada ku. Aku merobek bingkisan itu dengan penuh rasa penasaran. Sembari sesekali tersenyum, aku akhirnya menemukan satu buah jaket biru yang bertuliskan inisal nama ku di punggung belakangnya. AM.

Senyumku semakin menyeruak. Menyungging.

Aku  serasa menjadi seorang pemain tim bulutangkis asal negara Korea karena jaket ini mirip sekali dengan jaket resmi tim bukutangkis mereka di ajang Sudirman Cup 2013 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia akhir bulan Mei 2013 kemarin. Aku kembali tersenyum.

Aku mengambil telepon genggam ku dan mengirim kan mu sebuah pesan singkat.

Kamis, 23 Mei 2013. 15.40
Terima kasih. Paketnya sudah saya terima.

Kamis, 23 Mei 2013. 21.58
Semoga bermanfaat.

Singkat dan padat. Tak seperti catatan mu di surat di dalam bingkisan itu. Tak mengerti. Cukup lama. Lebih dari 6 jam kau bisa membalas pesan ku. Aku harus mengerti.

Aku sudah terlalu lelah untuk memikirkan hal ini terlalu dalam. Aku menyimpan hadiah mu di lemari masih dengan bungkusan plastiknya. Tetapi aku tidak akan mampu menyimpan surat mu.
Mungkin aku akan membakarnya selepas pulang kerja nanti sore di rumah.

Aku merebahkan diri dan bersiap melepaskan semua berat nafas ku.

Aku tutup mata ku perlahan dan menutup selimut hingga dada ku. Aku menghela nafas dan menghirupnya dalam-dalam. Lalu aku terbawa untuk membuka mata dan sedikit berharap kau akan memberikan pesan terakhir di malam itu sebelum aku memasuki gerbang mimpi.

Tak lama, aku menyerah. Aku terlelap dan meninggalkan harapan itu dengan sia-sia.


No comments:

Silahkan tinggalkan pesan atau komentar yang membangun untuk penulisan/karya yang lebih baik. Terima kasih.

Powered by Blogger.